Sabtu, 26 Februari 2011

MASIH ADA KESEMPATAN UNTUK BERBUAH

Aku berkata kepadamu,………………….kamu berkata kepada gunung ini: beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! Hal itu akan terjadi. (ayat 21) Matius 21:18-22

MASIH ADA KESEMPATAN UNTUK BERBUAH

     Sewaktu Yesus dalam perjalanan pulang dari melayani. Ia merasa Lapar. Di tengah perjalanan Ia melihat sebuah pohon ara yang kelihatannya subur, dengan harapan kiranya pohon itu menghasilkan buah untuk bisa dimakan-Nya. Tetapi pohon tersebut cuma memiliki daun. Ia tidak berbuah karena satu atau lain sebab. Yesus kecewa dan mengutuk pohon itu. Seketika pohon tadi kering dan mati. 

    Alkitab suka menggambarkan hidup manusia ibarat pohon. Adalah baik jika kita menghasilkan buah untuk Sang Pencipta yang merindukannya. Tentu saja Yesus ingin menikmati buah dari kita. Kita adalah ciptaan yang paling mulia karena di bentuk menurut gambar dan rupa Allah kamudian mendapatkan mandat sebagai pelayan di dunia untuk membenahi Bumi, memelihara Bumi dan untuk menghasilkan buah.

     Alkitab mencatat bahwa Yesus memperbaharui Bumi dengan cara mengalahkan dosa. Ia melakukan itu mulai dari kelahiran sampai kebangkitan-Nya. Ini tidak berarti bahwa pelayanan Yesus telah berakhir. Yesus masih terus membaharui dunia sampai akhir zaman. Artinya sekarang ini Yesus masih melakukan pembaharuan bagi semua umat manusia agar layak bagi Sorga. Yesus mencari orang-orang yang sesat, merubah, memperbaiki hidup mereka ke arah yang benar. Tetapi Yesus tidak mau melakukannya sendiri, Ia mau melibatkan manusia sebagai kawan kerja.

    Yesus ingin kawan kerjanya menjadi seperti pohon ara yang memberi buah sebagai makanan bagi dunia. Yesus merindukan hal itu dari kita. Masa hukuman untuk pohon yang tidak memberikan buah belum tiba. Sekarang ini kita masi berada dalam masa kesabaran. Yesus sementara mengamat-amati buah dari pohon yang di rindukan-Nya. Ia memberikan Roh Kudus sebagai pupuk untuk menolong kita bertumbuh subur, bukan hanya memiliki banyak daun, tetapi yang terutama menghasilkan buah. Baiklah kita menggunakan waktu anugerah ini untuk menghasilkan buah yang berguna bagi Sang Juruselamat.

Doa: Ya Tuhan, bentuklah kami sesuai kehendak-Mu, amin. (Glorius keo).

BISA SEMPURNA ATAU TIDAK?

Karena itu haruslah kamu sempurna,
sama seperti Bapamu yang di Sorga adalah sempurna.(Matius 5:48)

BISA SEMPURNA ATAU TIDAK?

      Tuhan memberi perintah agar setiap orang harus bisa sempurna seperti Bapa di Sorga. Sebagai umat percaya, kita tahu persis untuk menjadi sempurna seperti Bapa di sorga syarat utamanya adalah mesti 100% bebas dari yang namanya dosa.

      Saya pernah mendengar diskusi sekelompok mahasiswa program studi Ilmu Pendidikan Theologi yang memperdebatkan tentang apakah manusia itu bisa menjadi sempurna atau tidak. Sebagian dari mereka berpendapat bahwa manusia tidak bisa menjadi sempurna karena manusia sendiri sudah tidak sempurna lagi sejak jatuh dalam dosa. Tetapi ada sebagian membantah, Yesus tidak mungkin keliru dan manusia tentu bisa menjadi sempurna sebab itu perintah-Nya. Kalau menurut anda bagaimana dengan perenungan Firman hari ini "anda bisa sempurna atau tidak"...?

     Ada gambaran percakapan begini: Esa bertanya pada Ibunya. “ibu mungkinkah seseorang dapat melewati seumur hidupnya tanpa berbuat dosa?” Ibunya Esa jawab “Itu tidak mungkin anak”. Lalu Esa tanya lagi “kalau hidup setahun saja tanpa dosa?”. Lagi-lagi Ibu Esa jawab itupun tidak mungkin. “kalau sebulan tanpa dosa?” tetap, tidak bisa anak. “kalau seminggu?”. Itu juga tetap tidak bisa. “kalau sehari Ibu?”. Ibu Esa mulai berpikir dan ragu-ragu untuk menjawab. “kalau sejam Ibu?”. Ibu Esa meng-angguk-anggukan kepalanya dengan penuh keraguan menjawab “kemungkinan bisa anak”. “kalau begitu bagaimana jika hidup semenit tanpa dosa?”. Sang ibu terseyum sambil berkata “kalau itu sangat bisa anak sayang”. Esa gembira lalu berkata berarti aku bisa melewati seumur hidupku tanpa dosa, karena aku mau memperhatikan hidupku menit demi menit agar bebas dari dosa.

      Nah, dari gambaran percakapan Esa dan Ibunya, apakah sekarang anda sudah bisa yakin kalau Yesus tidak mungkin keliru dan setiap orang bisa menjadi sempurna, termasuk anda?. Namun perlu kita sadari bahwa Kesempurnaan itu datangnya dari Allah karena manusia tidak dapat melepaskan diri dari dosa dengan mengandalkan kemampuannya sendiri.

Doa: Tuhan, sempurnakanlah kami agar kami serupa dengan Bapa di Sorga, amin. (Glorius Keo).

LEBIH DARI PEMENANG (THE CHAMPIONS)

Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang (Roma 8:37)

LEBIH DARI PEMENANG (THE CHAMPIONS)

        Paulus mengatakan lebih dari orang yang menang. Apakah maksudnya?. Sedangkan pada umumnya yang kita tahu, tidak ada predikat lain paling tinggi selain dari pada predikat sebagai pemenang. Apa benar begitu?. Kita yang keliru atau paulus yang keliru?.
         
        Saya ingin berbagi kisah dengan para pembaca demikian: Waktu paduan suara Mazmur Choral mengikuti perlombaan paduan suara se-Asia (Asian Choir Games) di Jakarta tahun 2007. banyak kontingen paduan suara yang masuk nominasi sebagai pemenang yaitu yang mendapat medali bronze (perunggu), silver (perak), gold (emas) dan trompi The Champions. Tetapi yang diberi kesempatan sebagai yang layak tampil diatas panggung spektakuler untuk mengisi acara penutupan hanyalah team yang mendapat trompi The Champions. Dan Mazmur Choral menjadi salah satu diantaranya. Saat itu, saya dan teman-teman merasa bangga bisa tampil diatas panggung spektakuler demi mengharumkan nama Indonesia khususnya NTT. Trompi the champions ini, diberikan pada team yang di nilai mampu memulai dan mengakhiri pertandingan dengan baik sehingga menjadi terdepan atau tertinggi dari team yang mendapat bronze, silver dan gold.

        Kisah diatas mungkin menjadi gambaran dari makna kata “lebih dari pada orang-orang yang menang”. Rasul Paulus juga mengibaratkan hidup di Dunia ini sebagai suatu ajang pertandingan iman. Orang-orang yang layak bagi Sorga adalah dia yang lebih dari pemenang. Bukan dia yang mendapat bronze, silver atau gold, tetapi yang dinilai sebagai The Champions, itulah maksud Paulus. ini juga memberi jawaban dari maksud perkataan Yesus “sebab banyak yang dipanggil tetapi sedikit yang dipilih” (Matius 22:14). Sehingga hanya orang-orang yang dinilai sebagai The Champions (lebih dari pemenang), akan dilayakan tampil ditempat kekal yang spektakuler, dimana penuh dengan sukacita dan damaisejahtera yakni kerajaan Allah.

Doa : hidup ini ibarat pertandingan, sertailah kami Ya Allah, agar kami bisa menjadi lebih dari pemenang, amin. (Glorius Keo).

Selasa, 15 Februari 2011

MISKIN DAN KAYA SAMA SAJA

Pada hari kemurkaan harta tidak berguna,
tetapi kebenaran melepaskan orang dari maut (Amsal 11:4).
Oleh: Glorius Keo

MISKIN DAN KAYA SAMA SAJA

           Mendengar tentang para artis, model, pejabat-pejabat dan para atlet, tentu tak dapat dipungkiri bahwa mereka adalah orang-orang yang mempunyai penghasilan selangit. Mungkin satu di antara para pembaca pernah membayangkan untuk menjadi seperti mereka. Siapa sih, yang tidak ingin menjadi seperti mereka, sudah kaya, punya banyak uang, punya rumah yang mewah, terkenal, bisa jalan-jalan keluar kota dan sebagainya. Tetapi apakah pernah saudara membayangkan untuk menjadi seorang yang miskin. Yang susah mendapat uang, susah mendapat makan, yang tidur di kolong jembatan dan pada umumnya hidup mereka selalu di pandang tak berarti. Jawabannya pasti Tidak!. Melihat kedua perbedaan antara miskin dan kaya apakah itu berarti semua orang miskin adalah orang-orang yang di hukum Allah, dan sebaliknya orang-orang kaya adalah orang-orang yang di berkati Allah?.

         Hari ini Firman Tuhan katakan "Pada hari kemurkaan, harta tidak berguna tetapi kebenaran melepaskan orang dari maut". Tuhan sendiri mengatakan bahwa harta tidak ada gunanya ketika Tuhan datang untuk menghakimi Dunia ini. harta tidak akan menolong orang pada hari penghakiman, melainkan hanya hidup yang benar akan menyelamatkan orang dari maut. Itu berarti tidak bisa di katakan bahwa pada umumnya orang kaya adalah orang-orang yang diberkati Allah, sedangkan orang miskin adalah orang yang najis bagi Allah. sebenarnya Allah menginjinkan adanya kaya dan miskin sebagai suatu ujian. Yang kaya di uji untuk tidak sombong dan mau merendah sedangkan yang miskin di uji untuk sabar dan taat.

        Allah mengingatkan orang kaya "lebih baik sedikit barang tetapi takut akan Tuhan dari pada banyak harta dengan disertai kecemasan (amsal 15:16)". begitupun bagi orang miskin (amsal 28:20) mengatakan: "orang yang dapat dipercaya mendapat banyak berkat, tetapi orang yang ingin cepat menjadi kaya, tidak akan luput dari hukuman".

        Kita punya Allah yang adil. Bagi Allah kaya dan miskin sama saja. Untuk itu bersyukurlah dalam setiap keadaan. Jangan menjadikan harta sebagai tolak ukur karena harta di Dunia ini hanyalah titipan, Allah dapat mengambilnya kapan saja. Janganlah mengkhawatirkan soal hidup kaya dan miskin. Perhatikanlah bagaimana dan dengan cara apa kita dapat menyenangkan hati Allah disaat kita melaksanakan aktivitas sehari-hari. Kerjakanlah segala tugas kita dengan sungguh-sungguh dan dengan senang hati semata-mata hanya untuk Allah.. AMIN

TUHAN YESUS MELIHAT HATI SETIAP ORANG

Manutapen, 02 Februari 2010

Rabu, 09 Februari 2011

JAMINAN ALLAH

JAMINAN ALLAH
Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita
(Roma 5:5)
     
        Bila berbicara mengenai kegagalan, setiap orang pasti hendak mengakuinya bahwa kegagalan itu merajalela untuk memberi keputusasaan bagi manusia. Di Dunia ini ada kegagalan, sehingga setiap manusia tentu tidak akan luput dari yang namanya gagal. Adanya kegagalan dikarenakan ketidak taatan manusia terhadap Allah, manusia sering ceroboh, mau menang sendiri dan merasa sanggup untuk mengandalkan kemampuannya, dengan demikian maka manusialah yang menciptakan kegagalan hidup di dunia ini. Terbukti bahwa Adam dan Hawa melahirkan kegagalan perdana dalam taman Eden yang dipengaruhi oleh iblis, kegalalan sendiri menjadi sifat dasar dari iblis. Iblis akan berjuang semaksimal mungkin memakai kegagalan untuk mempengaruhi manusia dalam ketakutan dan keputusasaan yang menyebabkan manusia jatuh dalam dosa, kemudian membawa manusia kealam maut. Kenyataan yang terjadi banyak orang dapat melakukan tindakan bodoh atau tidak terpuji, misalnya karena takut gagal maka timbulah money polities, adanya ketidak adilan dan tipu muslihat, bahkan yang sangat disesalkan akibat dari kegagalan manusia nekad untuk menghabisi nyawanya dengan bunuh diri, dan yang mengherankan sekali semua itu juga terjadi pada orang-orang Kristen.

       Mengenai Firman ini, Rasul Paulus berpesan kepada jemaat di Roma untuk tetap teguh dalam pengharapan, sebab Allah memberi janji dan jaminan kebahagian bagi orang-orang yang berpengharapan kepadaNya. Dalam memberi penguatan pengharapan bagi saudara-saudara seiman di Roma, Paulus menjelaskan kepada mereka, bahwa ketika manusia masi lemah dalam kegagalan, sesungguhnya Kristus telah mati dan bangkit untuk memenangkan kegagalan tersebut, sehingga manusia dapat kembali membina hubungan dengan Allah, oleh karena itu kegagalan tidak dapat membinasakan manusia yang berpengharapan padaNya, dan bagi dia yang berpengharapan pada Kristus maka ia akan dibenarkan oleh iman, akan hidup dalam damai sejahtera dengan Allah, sehingga didalam kasih karunia ini ia dapat bermegah dalam pengharapan.

       Pesan yang disampaikan Rasul Paulus ini, tidak semata-mata hanya ditujukan kepada jemaat di Roma, melainkan bagi kita semua yang dikatakan sebagai saudara-saudara seiman. Kita sebagai orang-orang percaya, kita meyakini bahwa Kristus telah memenangkan kegagalan tersebut, tetapi mengapa masih banyak dari kita yang tunduk terhadap kegagalan, memang sebagai manusia kita lemah dan kegagalan mencari kelamahan kita untuk mencampakan kita kepada kebinasaan. Tetapi janganlah kita takut karena Allah memberi jaminan yang tidak mengecewakan dalam berpengharapan kepada Yesus Kristus. Disaat Yesus terangkat ke Sorga, Ia menjanjikan adanya Roh Kudus yang akan hadir menggantikanNya untuk memperkuat kita didalam pengharapan kepadaNya, untuk itu jangan kita berpasrah kepada kegagalan sehingga kita ditaklukan olehnya, tetapi bukalah hati kita agar Roh Kudus yang menuntun kita.

        Manusia lemah karena daging, tapi Roh Kudus tidak lemah. Roh Kuduslah akan membantu kita dalam kelamahan atau pengharapan kita pada Kristus. Sebab kita tidak tahu bagaimana kita harus mengalahkan kegagalan tersebut, tetapi Roh Kudus tahu, dan Ia akan menuntun kita sebagaimana seorang gembala menuntun domba-dombanya, dan hanya oleh Roh Kudus kita akan bersuka cita dalam pengharapan. Ini menjadi jaminan keselamatan bagi kita, Allah menjamin bahwa dalam pengharapan kepadaNya tidak akan mengecewakan malah kita akan bermegah dalam kesengsaraan atau kegagalan.

        Sebenarnya kegagalan adalah baik untuk membelajarkan kita mengenai pengharapan kepada Allah, yang artinya kita membawa diri menjadi hamba kebenaran, kita tunduk terhadap kuasa kebenaran agar kita dapat melawan kecerobohan kita, ketidak adilan kita dan semua keinginan-keinginan daging yang dapat membawa kita dalam kegagalan. Oleh sebab itu dalam pengharapan menuntut penantian ketekunan, dari ketekunan meninbulkan tahan uji, dan tahan uji dapat merubah karakter, karena Allah menyukai kualitas karakter yang terpuji, yakni orang-orang yang mau hidup dalam kebenaran Allah, dan bagi setiap orang yang membawa diri hidup dalam pengharapan kepada Yesus Kristus, Allah telah menjamin bahwa kehidupannya akan di penuhi segala sukacita dan damai sejahtera.. AMIN..(Glorius Keo)
Manutapen, 20 Oktober 2009

Senin, 07 Februari 2011

KEKUATIRAN

KEKUATIRAN
Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya (Matius 6:11)
Oleh: Glorius Keo

           Setiap orang beriman disaat hendak menjalani aktivitas, tentu terlebih dahulu akan mengawalinya dengan doa, dalam doa-doa tersebut tidak terlepas dari yang namanya mengucap syukur, meminta penyertaan, perlindungan dan berkat-berkat dari Tuhan dalam pelaksanaan aktivitas.

         Pada saat pelaksanaan aktivitas, kita akan temui banyak hal diluar sebagai stimulus yang hendak mempengaruhi pikiran/kognitif kita guna menuntut respon kita. Tetapi terkadang dengan cara berpikir kita akhirnya terjadi kekeliruan dalam memberi respon tersebut, seakan-akan kita lupa dengan doa yang baru saja kita ucapkan disaat hendak beraktivitas yakni meminta perlindungan, penyertaan dan berkat-berkat dari Tuhan. Maksudnya adalah bahwa kita ingin mendapatkan hasil yang lebih dari apa yang kita kerjakan hari ini untuk menjadikan bekal pada hari-hari selanjutnya, dan oleh karena itu meyebabkan terjadinya keserakahan dalam pekerjaan kita.

         Mengapa saya katakan demikian?. karena kita sering mengkuatirkan akan apa yang kita dapat hari ini kemudian bagaimana dengan hari esok dan hari-hari selanjutnya. Ketika kita berdoa dengan tulus, Tuhan mendengar doa kita dan Ia menyediakan penyertaan, perlindungan serta berkat-berkat yang secukupnya dalam aktivitas kita. Topik Firman Tuhan diatas, mengajari kita untuk bisa menerima yang secukupnya dari hari ini. baik itu makanan yang secukupnya, kesehatan yang secukupnya, hasil dari pekerjaan yang secukupnya dan semua yang secukupnya yang ditemui dan didapati dalam aktivitas kita hari ini. Tetapi karena hal kekuatiran kita dengan hari-hari selajutnya maka kita sering ceroboh dan serakah dalam melaksanakan pekerjaan kita, sehingga menyebakan terjadinya korupsi, perampokan, pencurian, penipuan, irih hati dan lain sebagainya.

        Lukas 12:23-33 Yesus bekata: janganlah kuatir akan hidupmu, akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu makan dan akan apa yang hendak kamu pakai. Perhatikanlah burung-burung yang tidak menabur, menuai, dan tidak punya lumbung atau bunga-bunga yang tidak memintal dan menenun, namun semuanya diperhatikanlah Allah. Untuk itu bersyukurlah akan berkat-berkat Tuhan hari ini yang secukupnya, karena yang secukupnya yang kita dapat hari ini, itulah yang terbaik dari Tuhan, dan Tuhan juga akan menyediakan berkat-berkat tersendiri yang secukupnya pada hari-hari selajutnya, semua yang kita alami dalam hidup ini membutuhkan proses dan ada waktunya. Artinya semua dalam hidup ini telah disediakan Tuhan menurut waktunya Tuhan. Tugas kita ialah bekerja dengan sungguh, dan mengucap syukurlah atas apa yang kita dapat hari ini. Burung-burung, bunga-bunga, dan ciptaan Tuhan yang lain selain manusia, baik yang berada di sekitar kita atau di alam bebas sekalipun, mereka dipelihara Tuhan, diberi Hidup oleh Tuhan. Apalagi kita ! Janganlah kita kuatir. Tidakah kita lebih mulia dari semua ciptaan Tuhan di Dunia ini. AMIN

TUHAN MENYERTAI KITA

Manutapen, 06 Oktober 2009

TETAPLAH BERDOA

Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain,
tetapi berjaga-jaga dan sadar. (ayat 6) 1 Tesalonika 5:1-10

TETAPLAH BERDOA
              Waktu saya menjalani praktek mengajar, seorang siswa SMA mengajukan pertanyaan ini kepada saya: “Berapa lama saya harus berdoa?”. Saya teringat perumpamaan dalam Lukas 11:5-8. Yesus bercerita tentang seorang yang secara terus menerus mengganggu tetangganya tengah malam karena butuh makanan untuk tamunya. Karena dia berkata terusterang maka bangunlah tetangga itu dari tidur malamnya dan memberikan yang diinginkan orang itu.

             Lewat perumpamaan ini, sebenarnya Yesus menegaskan bahwa kita tidak boleh berhenti berdoa, apalagi kalau hanya doa kita belum dijawab. Seperti halnya sipeminta tersebut yang tidak malu tetapi berterus terang kepada tetangganya. Allahpun menginginkan kita untuk berterus terang dalam doa yang kita panjatkan kepadaNya. Yesus menjelaskan ini dalam kalimat berikut: “Aku berkata kepadamu; mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu”. 

           Dalam sebuah hubungan persahabatan, hubungan kita tidak akan bertumbuh kalau dalam berkomunikasi, kita hanya melakukan percakapan-percakapan biasa. Kita perlu membangun percakapan-percakapan yang mendalam dan menyediakan waktu khusus untuk saling mengenal. Demikian pula hubungan kita dengan Allah, kita dapat dan harus berbicara dengan Dia sepanjang waktu dan dalam keadaan apapun. Untuk sampai pada pengenalan yang benar, kita perlu menyisihkan waktu setiap hari untuk membicarakan berbagai hal dengan Allah secara serius. Kita tidak boleh menyerah dalam menunggu pertolongan Tuhan. Teruslah berdoa, karena doa adalah salah satu wujud iman percaya kita.

            Alkitab tidak menegaskan berapa lama seharusnya kita berdoa tetapi Alkitab menegaskan agar kita “selalu berdoa” (1 Tesalonika 5:17). Ini tidak berarti bahwa seorang harus berdoa 24 jam sehari, melainkan doa adalah suatu percakapan dengan Allah secara berkesinambungan dan berlangsung sepanjang hari dalam setiap kesempatan. Dalam Doapun kita tidak harus mengucapkan doa-doa yang panjang. Pendek dan panjangnya sebuah doa bukan hal yang menentukan. Yang paling menentukan adalah kesungguhan, kejujuran dan ketulusan hati pada saat berbicara dengan Allah.

Doa: Tuhan, ajarlah kami membangun komunikasi yang jujur dengan-Mu, amin. (Glorius keo).

Minggu, 06 Februari 2011

IBLIS TERTAWA

IBLIS TERTAWA
Segala jalan orang adalah bersih menurut pandangannya sendiri,
tetapi TUHANlah yang menguji hati (Amsal 16:2)
Oleh : Glorius Keo

         Saya pernah mengirim sms humor kepada saudara-saudara saya. Isi smsnya demikian "tadi ada seorang malaikat datang padaku, dia mencari orang untuk menemaninya di Sorga, aku menunjuk kamu karena aku tahu kamu orangnya baik dan tidak sombong. Tetapi tiba-tiba ada sekelompok iblis jahat berteriak dengan sangat keras...TIDAK….TIDAK…TIDAK dia itu bos kami". Demikian isi sms tersebut, dan diakhir kalimat bunyi sms ini, saya tidak lupa menambahkan (smile) + "heheeheee" sebagai simbol yang menyatakan bahwa sms ini cuma bercanda (just kidding).

          Beberapa menit kemudian HP saya berdering, terlihat begitu banyak sms balasan dari saudara-saudara saya, ketika saya membuka dan membaca isi sms balasan tersebut, saya terkejut sebab seluruh isi sms balasan tadi mengutarakan ungkapan kekecewaan pada diri saya. Secara garis besar mereka mengatakan demikian "kenapa kamu kirim sms seperti itu, kamu tidak boleh sms seperti itu lagi karena saya ini anak Tuhan, saya bukan kepunyaan Iblis". Seketika saya membacanya, saya merasa bersalah, kemudian saya membalas sms mereka dengan berkata "Iya benar kita semua ini anak Tuhan, sms tadi tu beta hanya main gila, itu hanya sms untuk kasi lucu-lucu sa (bahasa Kupang) yang artinya cuman bergurau saja". Kemudian sebagian dari mereka membalas "oke, lain kali jangan sms seperti itu lagi".

         Berawal dari sms saya yang berkarakteristik homor dengan tujuannya untuk menghibur saudara-saudara saya, tidak di sangka ternyata di responsif mereka dengan ketakutan yang begitu besar. Sebenarnya jika kita mencoba merenungkan secara saksama bunyi sms diatas yang sengaja saya kirimkan sebagai suatu bahan homor, tertanam makna yang dapat mencerna pikiran kita sehingga kita dapat mengoreksi hati kita, mengoreksi pribadi kita, mengoreksi kehidupan kita dan bertanya apakah saya ini kepunyaan Tuhan atau kepunyaan iblis?. Jawabanya adalah seperti bunyi Firman ini yakni pada bagian (b) "TUHANlah yang menguji hati". 

       Segala jalan orang adalah bersih menurut pandangannya, tetapi menurut pandangan Tuhan belum tentu bersih. Tuhan mengetahui segala sesuatu, yang baik dan yang jahat, yang benar dan yang salah, hati yang bersih dan hati yang kotor. Itu semua tidak akan tersebunyi bagi Tuhan. Selain Tuhan, iblispun tau siapa yang adalah pengikutnya dan siapa yang adalah pengikut Kristus. Setiap manusia bisa saja mengatakan pada sesamanya dan dirinya sendiri bahwa dia baik kepada setiap orang, dia benar dan bersih kelakuannya, tidak sombong, sopan santun, tidak mementingkan diri sendiri dan dia adalah anak Tuhan. et..et..et...Ingat ! berhati-hatilah bagi orang yang marasa seperti ini artinya merasa bahwa ia sudah bersih dari dosa dan layak masuk Sorga, karena si iblis juga mengetahui setiap orang yang adalah milik kepunyaannya, bisa saja saudara dan saya milik kepunyaannya dan ia akan tertawa sambil menari-nari diatas kebodoh kita.

        Tuhan melihat hati dan menghargai pertobatan dari kesadaran diri kita, janganlah kita melakukan sesuatu berdasarkan pandangan kita saja lalu menganggapnya benar, sebab itu belum berarti baik di mata Tuhan. Karena yang diperhitungkan Tuhan bukan apakah kita menerima Dia, tetapi apakah Dia mau menerima kita. Tuhanlah yang menguji hati kita!. Sebagai manusia kita hampa (nothing), hanya dengan Kasih dan Kemurahan Tuhan semata-mata, kita dapat layak menjadi anak-anakNya. Berdoalah senantiasa agar kita jangan jatuh dalam pencobaan tetapi biarlah kita dilepaskan dari pada yang jahat..AMIN

TUHAN YESUS SAYANG KITA SEMUA

Manutapen, 01 Februari 2010

Sabtu, 05 Februari 2011

BUKAN PENYEMBAH MELAINKAN PENYEMBAHAN

Perhatikanlah ini, hai kamu yang melupakan Allah……………Siapa yang jujur jalannya, keselamatan yang dari Allah akan Kuperlihatkan kepadanya (ayat 23b). Mazmur 50:22-23.

BUKAN PENYEMBAH MELAINKAN PENYEMBAHAN

            Daniel di Oesao mengakui Yesus sebagai Iman percayanya. Ia rajin kegereja dan berdoa, tapi ia juga rajin duduk-duduk nongkrong dijalan sampai larut malam sambil teriak-teriak. Ia rajin memberikan perpuluhan, tapi ia juga rajin membeli rokok dan membeli laru (minuman beralkohol). Ia tidak pernah lalai mengikuti perjamuan kudus, tapi juga tidak pernah lalai mabuk-mabukan dalam pesta. Apa ada yang salah dari Daniel? Ya, Tentu ada..! karena daniel masi berstatus sebagai penyembah.

           Banyak orang Kristen yang masih hidup seperti daniel di oesao yakni hanya berstatus penyembah. Mereka mengira dengan rajin pergi ke Gereja, melaksanakan ibadah, memberikan persembahan atau perpuluhan itu sudah dikategorikan orang beriman yang sudah melakukan suatu penyembahan pada Tuhan Yesus.

           Tuhan tidak suka orang Kristen cukup berstatus sebagai penyembah, melainkan yang Tuhan suka adalah “penyembahan”. Orang Kristen yang berstatus penyembah adalah orang yang tidak jujur. Itu sebabnya, diatas pemazmur katakan “siapa yang jujur jalannya, keselamatan yang dari Allah akan Kuperlihatkan kepadanya”. Artinya orang Kristen harus menunjukan sikap penyembahan, mesti konsekuen dengan status sebagai penyembah Kristus. Jadi penyembah dan penyembahan harus searah, sejalan dan berpendirian tetap. Tidak bisa plin-plan, katanya beriman pada Yesus tapi sama seperti udang dibalik batu atau didepan manis tapi dibelakang pahit, begitulah kata pepatah.

            Seorang penyembah yang benar adalah dia yang mau tahu tetang kebenaran Firman Allah kemudian melakukannya dengan penuh ketaatan, selain itu ia juga mempersembahkan hidupnya dididik, diatur dan dibentuk sesuai Kehendak Tuhan. Dia tidak hanya cukup sebagai penyembah tapi harus menjadi/menunjukan pribadi "Penyembahan". Dia harus seperti Daniel di Babel pada zaman pemerintahan Nebudkadnezar, bukan seperti daniel di oesao atau daniel-daniel lain.

Doa: kami orang-orang yang beriman kepada-Mu, Ya Yesus. Ampuni kami jika kami belum menunjukan sikap penyembahan yang benar, sekarang kami mau menyembah-Mu dengan penuh ketaatan, amin. (Glorius Keo).

Manutapen 14 Mei 2010